From https://picasaweb.google.com/106196271371747728137/05KridaBinaObat?authuser=0&authkey=Gv1sRgCPaBttiY_Mf15gE&feat=embedwebsite |
TUJUAN SKK TAMAN OBAT KELUARGA
Golongan Siaga:- Mengetahui arti TOGA dan tujuannya.
- Mengenal 10 jenis tanaman obat keluarga.
- Mengetahui bagian tanaman yang dapat dipergunakan dari 10 jenis tanaman tersebut.
- Mengetahui manfaat dan kegunaan dari 10 jenis tanaman tersebut.
- Mengetahui waktu dan cara yang tepat dalam pemetikan TOGA.
- Mengetahui guna pekarangan bagi penanaman TOGA.
Golongan Penggalang :
- menjelaskan arti TOGA beserta tujuannya dan cara membuat obat serta manfaat ramuan.
- Menjelaskan bagian tanaman yang dapat dipergunakan dari 10 jenis tanaman tersebut.
- Menjelaskan manfaat dan kegunaan dari 10 jenis tanaman tersebut.
- Menjelaskan waktu dan cara yang tepat dalam pemetikan TOGA.
- Mengetahui guna pekarangan bagi tanaman TOGA.
Golongan Penegak:
- Mengaplikasikan tentang arto TOGA dan manfaat 10 jenis tanaman obat.
- Mengaplikasikan tentang bagian tanaman yang dapat dipergunakan 10 jenis tanaman tersebut.
- Mengaplikasikan tentang kegunaan dari 10 jenis tanaman tersebut
- Mengaplikasikan pemetikan TOGA.
- Mengaplikasikan tentang pekarangan bagi pananaman TOGA.
Golongan Pandega:
- Membuat contoh/ramuan TOGA dari 10 jenis TOGA.
- Memberikan penyuluhan tentang TOGA.
PENGERTIAN TAMAN OBAT KELUARGA
Taman Obat Keluarga disingkat TOGA adalah sebidang tanah, baik dihalaman rumah, kebun ataupun yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat . bagi Rumah yang tidak memiliki halaman yang luas TOGA dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan pot atau bahan bekas seperti ember, kaleng bekas cat dan lain sebagainya.
FUNGSI TAMAN OBAT KELUARGA
TOGA dapat digunakan untuk mengobati beberapa macam penyakit. Sebagai penurun panas, obat cacing, obat mencret dan sebagainya. Apabila setelah diobati dengan TOGA, penyakitnya belum berkurang, maka pelu segera dibawa ke Puskesmas yang terdekat. Selain untuk mengobati penyakit, TOGA dapat pula dipergunakan untuk pencegahan penyakit maupun peningkatan derajat kesehatan.
Fungsi Taman Obat Keluarga antara lain untuk :
- Memelihara kesehatan
Ramuan obat tradisional yang sering dimanfaatkan untuk memelihara kesehatan antara lain : cabe lempuyang, beras kencur, madu telur dan lain sebagainya.
- Mengobati penyakit
Banyak tumbuhan obat yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan penyakit antara lain : kina untuk malaria, temu hitam untuk obat cacing, jeruk nipis untuk obat batuk dan lain sebagainya.
- Mencegah penyakit
Orang dulu sering menggunakan minyak sereh untuk menghalau nyamuk terutama di daerah malaria, rebusan daun kumis kucing untuk mencegah batu ginjal, kunyit untuk mencegah maag dan lain sebagainya.
- Memulihkan kesehatan
Biasanya sehabis menderita penyakit nafsu makan perlu diusahakan agar menjadi normal seperti sebelu menderita sakit. Tanaman obat banyak memberikan pertolongan untuk meningkatkan nafsu makan seperti ramuan yang bahan bakunya mengandung temu hitam. Untuk menambah darah perlu dipacu dengan banyak makan sayur seperti bayam dan zat putih telur seperti telur ayam.
- Memperbaiki gizi keluarga
Beberapa tanaman obat adalah tanaman penghasil buah-buahan atau sayuran, seperti papaya, pisang, buah pare, daun katuk, dan lain sebagainya. Bagian tanaman tersebut dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki gizi keluarga.
- Pelestarian alam
Dengan menanam tanaman obat, terutama tanaman yang dinyatakan hamper punah seperti : temu putih, pulasari, gaharu dan lain sebagainya, maka upaya ini dapat diartikan upaya untuk melestarikan tanaman obat. Di samping itu menanam tanaman yang banyak digunakan untuk pembuatan obat, merupakan upaya untuk mencegah punahnya beberapa tanaman Indonesia.
MACAM TANAMAN OBAT
- Jenis tanaman obat sering digunakan antara lain: kumis kucing, pegagan, jahe, kunyit, jeruk nipis, jambu biji, daun wungu, beluntas, asam, lidah buaya, saga, temu lawak, pare, papaya, pisang, sembung, sirih, temu kunci, ubi jalar dan lain sebagainya.
- Bagian tanaman yang digunakan antara lain :
NO NAMA TANAMAN BAGIAN TANAMAN KEGUNAAN
1 2 3 4
1
2
3
4 BUAH
Jeruk nipis
Pare
Pepaya
Asam
Air Perasan
Daging
Buahnya
Daging
Buahnya
Daging
Buahnya Digunakan untuk obat batuk
Digunakan untuk mengobati kencing manis, menambah nafsu makan, dan dapat untuk menurunkan panas
Digunakan untuk pencahar,
Memperbaiki pencernaan
Digunakan untuk pencahar, menambah nafsu makan dan untuk nyeri haid.
1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9 DAUN
Jambu biji
daun wungu
beluntas
lidah buaya
saga
pepaya
sembung
sirih
ubi jalar
Daun
Daun
Daun
Daging
Daun
Daun
Daun
Daun
daun
Digunakan untuk obat mencret
Digunakan untuk obat wasir
Digunakan untuk menghilangkan bau badan
Daunnya diambil untuk menyuburkan rambut
Digunakan untuk obat batuk dan obat sariawan
Digunakan untuk menambah nafsu makan dan memeperbaiki pencernaan
Digunakan untuk menurunkan panas dan obat batuk
Digunakan untuk obat sariawan dan mimisan
Digunakan untuk mempercepat penyembuhan bisul
1
2 SELURUH TUMBUHAN
Pegagan
Kumis kucing
Herba
Herba
Digunakan untuk melancarkan air seni
Digunakan untuk melancarkan air seni
1
2
3
4
RIMPANG
Kunyit
Jahe
Temu lawak
Lempuyang Rimpang
Rimpang
Rimpang
Rimpang Digunakan untuk obat manambah nafsu makan, obat luka dan maag
Untuk mencegah mual, menambah nafsu makan dan obat batuk
Digunakan untuk melancarkan ASI (Air Susu Ibu), menurunkan panas badan dan obat sakit kuning
Digunakan untuk menambah nafsu makan, menghilangkan rasa sakit.
- Cara Panen
Tanaman obat harus dipetik/dipanen pada saat yang tepat, agar kadar dari zat yang berkhasiat yang terkandung di dalam tanaman pada kadar yang setinggi-tingginya. Dengan cara tersebut diharapkan agar tanaman obat tersebut member kegunaan yang baik.
Secara garis besar, cara paen yang terbaik dilaksanakan adalah sebagai berikut:
- Buah:
Diambil dari buah yang sedang masak.
- Daun:
Diambil dari daun yang telah membuka dengan sempurna dan terletak pada cabang atau batang yang menerima sinar matahari langsung.
- Daun muda (daun pucuk)
Diambil dari daun yang terletak ujung cabang atau ranting dan dipilih daun yang warnanya lain dari warna daun tua.
- Rimpang :
Diambil pada musim kering dengan tanda-tanda mengeringnya bagian atas tanaman.
- Kulit Kayu:
Diambil pada saat tanaman cukup umur dan dilakukan pada musim kering.
- Biji:
Diambil pada buah yang telah tua, mongering atau pada buah yang telah pecah.
- Buah:
RAMUAN OBAT TRADISIONAL
- Batuk tanpa demam untuk orang dewasa dan anak-anak
Bahan :
Jeruk nipis 1 (satu) buah
Madu secukupnya
Pembuatan :
Jeruk nipis dipotong dan diperas air nya ke dalam cangkir, lalu tambahkan madu sama banyak dan diaduk sampai rata.
Pemakaian:
Dewasa: sehari 3 kali, satu sendok makan.
Anak-anak: sehari 3 kali, satu sendok teh.
- Batuk disertai pilek untuk dewasa dan anak-anak
Bahan :
Jeruk nipis 1 (satu) buah
Minyak kayu putih secukupnya
Kapur sirih
Pembuatan:
Jeruk nipis dipotong dan diperas airnya ke dalam cawan, tambahkan minyak kayu putih sama banyak dan sedikit kapur sirih, aduk merata sampai diperoleh cairan seperti bubur.
Pemakaian:
Dilumurkan pada leher, dada dan pungggung.
- Sariawan
Bahan:
Daun saga yang segar 1 (satu) genggam
Air bersih 4 (empat) gelas
Pembuatan:
Daun saga dididihkan dengan air sampai menjadi 2 (dua) gelas.
- Demam pada ank-anak
Bahan:
Bawang merah 3 (tiga) biji
Jeruk nipis 1 (satu) buah
Minyak kelapa 1 (satu) sendok makan
Garam sedikit
Pembuatan :
Jeruk nipis diperas airnya, bawang merah diparut, campurkan, lalu tambahkan garam dan minyak kelapa.
Pemakaian:
Dikompres pada ubun-ubun
- Panu
Bahan :
Lengkuas sebesar 1 (satu) jari
Cuka 1 (satu) sendok makan
Pembuatan:
Lengkuas dipotong miring, bagian ujungnya dipukul-pukul hingga berserabut, seperti kuas. Kuas ini direndam dalam cuka.
Pemakaian:
Lengkuas yang sudah direndam dalam cuka digosokkan pada kulit yang sakit sebanyak 2 (dua) kali sehari.
- Panu dan Kurap
Bahan:
Daun ketepong cina segar 1 (satu) genggam
Tawas sedikit (seujung Pisau)
Pemakaian:
Digosokkan kuat-kuat pada kulit yang sakit, 2 (dua) kali sehari.
- Bisul
Ramuan I
Bahan:
Tanaman daun sendok 3 (tiga) tanaman
Air 2 (dua) gelas
Pembuatan:
Tanaman daun sendok yang sudah bersih ditambah 2 gelas air, lalu didihkan sampai diperoleh 1 gelas.
Pemakaian:
Tiap hari diminum 1 (satu) gelas
Ramuan II
Bahan :
Daun muda ubi jalar 1 (satu) lembar
Pembuatan:
Daun ubi jalar muda segar dicuci, disulung-sulung antara dua telapak tangan sampai memar.
Pemakaian:
Tempelkan pada bisul
- Bengkak
Bahan:
Rimpang kencur sebesar 1 (satu) hari
Beras 1 (satu) sendok makan
Pembuatan:
Beras dan kencur ditumbuk sampai lembut
Pemakaian:
Ramuan ditempelkan pada bagian yang bengkak, lalu dicabut.
- Obat Mencret
Ramuan I :
Bahan:
Daun jambu biji yang muda dan segar 3 (tiga) lembar
Garam sedikit
Pembuatan :
Daun jambu biji muda ditumbuk dengan air matang sebanyak setengah gelas, tambahkan sedikit garam.
Pemakaian :
Sehari diminum 2 (dua) kali, setiap satu ramuan
Ramuan II :
Bahan:
Daun jambu biji muda dan segar 1 (satu) genggam kulit batang pulasari 1 (satu) sendok teh
adas 5 ( lima) butir
Air 2 (dua) cangkir
Pembuatan:
Daun jambu biji muda, kulit pulasari, adas dan 2 cangkir air didihkan sampai diperoleh 1 (satu) cangkir.
Pemakaian:
sehari diminum 2 kali, masing-masing setengah cangkir.
- Obat Cacing
Ramuan I
Bahan:
temu giring sebesar 1 (satu) jari
air setengah cangkir
pembuatan:
disiapkan pagi hari , temu giring dicuci bersih, diparut, kemudian diseduh dengan air. Seduhan diperas dan disaring dengan kain bersih ke dalam cangkir, tambahkan garam, lalu aduk sampai larut, dan dibiarkan selama 2 (dua) jam.
Pemakaian:
Diminum pagi hari sebelum makan
Ramuan II
Bahan:
Biji labu merah 500 biji
Gula secukupnya
Air 1 (satu) gelas (yang telah dimasak)
Pembuatan:
Biji labu merah dicuci, lalu ditumbukhalus dan tambahkan air, kemudian diaduk kuat-kuat. Setelah disaring dengan kain bersih, tambahkan gula.
Pemakaian:
Diminum sekaligus habis, 2 jam setelah minum urus-urus.
Anak-anak memakai 1/3 sampai 1/3 ramuan tersebut
Ramuan III
Bahan:
Biji pepaya kering (serbuk)
Pembuatan:
Serbuk biji pepaya didihkan bersama-sama dengan air sebanyak 150 ml sampai diperoleh 75 ml. beningan diminum sekaligus 2 jam sebelum makan.
- Obat Kencing Manis
Bahan:
Buah pare segar 1/4 kg
Air matang secukupnya
Pembuatan:
Buah pare segar dilumatkan (diblender atau diperas) dengan bantuan air. Air peresan disaring dengan kain bersih, diperoleh 50 – 75 ml.
Tiap hari diminum 50 ml.
CARA PEMBUATAN SIMPLIA
Apabila tanaman obat ditanam secara besar-besaran dengan maksud untuk menghasilkan bahan baku obat tradisional, maka perlu diperhatikan standar yang diberlakukan oleh Departemen Kesehatan. Bahan baku obat tradisional dalam bahas farmasinya disebut simplisia. Untuk mencapai mutu yang baik perlu diperhatikan lahan dan iklim yang cocok bagi tanaman bersangkutan, bibit, cara budidaya, cara pembuatan simplisia, cara pengawetannya, cara penyimpanan dan lain sebagainya. Simplisia umumnya telah dikeringkan agar dapat tahan bila disimpan.
Bila adik-adik ingin memproduksi simplisia seyogyanya mencari informasi yang benar tentang simplisia tersebut agar kelak tidak mendapatkan hal-hal yang tak diinginkan.
Pada garis besarnya pembuatan simplisia dapat dikelompokkan menjadi :
- Pencucian
Bagian tanaman yang dibuat menjadi simplisia dicuci untuk memisahkan debu, tanah atau kotoran lain yang menempel pada bahan tersebut.
- Pembuatan
Bagian tanaman tersebut tergantung macamnya ada yang dilakukan proses dan ada yag langsung dikeringkan.
- Beberapa contoh yang dilakukan proses sebelum dikeringkan antara lain rimpang, buah, diiris tipis-tipis sebelum dikeringkan. Kayu, kulit kayu dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang lazim.
- Beberapa contoh yang tidak dilakukan proses sebelum dikeringkan antara lain daun, biji, bunga dan lain-lain.
- Beberapa contoh yang dilakukan proses sebelum dikeringkan antara lain rimpang, buah, diiris tipis-tipis sebelum dikeringkan. Kayu, kulit kayu dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang lazim.
- Pengeringan
Bagian tanaman yang berupa daun, bunga, irisan rimpang, irisan buah dan bahan lain yang mudah dikeringkan, pengeringannya dilakukan dengan cara diangin-anginkan atau dijemur di sinar matahari secara langsung.
Tempat penjemuran tidak boleh bersentuhan dengan tanah, tetapi harus diberi alas dari anyaman bamboo, tikar atau alat lain.
Bagian tanaman yang berupa kulit, batang, akar dan yang sejenis dikeringkan di bawah sinar matahari atau dikeringkan dalam oven.
- Sortasi
Sortasi dilakukan untuk memisahkan kotoran yang mungkin masih ada di dalam simplisia atau untuk menghilangkan butir kecil-kecil yang berasal dari remukan simplisia.
- Pewadahan
Simplisia yang sudah dikeringkan, harus diberi wadah dan label sesuai dengan peraturan yang berlaku. Simplisia daun, bunga, rimpang dan lain sebagainya disimpan dalam karung plastic atau karung goni.
Simplisia yang mahal atau simplisia yang berbentuk cairan disimpan dalam kaleng.
Simplisia berbentuk kayu atau kulit kayu dulu cukup diikat, tetapi sekarang sudah dilakukan pembungkusan yang baik. Taman Obat Keluarga (TOGA) sebenarnya bukan hal yang baru, karena bangsa Indonesia sudah lama melaksanakan. Meskipun mereka berpindah misalnya bertransmigrasi mereka akan tetap membawa atau mencari tanaman obat tersebut untuk ditanam di sekitar rumahnya. Selamat berusaha dan semoga dimanfaatkan untuk kesehatan keluarga.
CARA PENGAWETAN
Apabila tanaman obat akan ditanam secara besar-besaran dengan maksud untuk dijual, maka harus disiapkan pula cara pengawetan bagian tanaman obat yang digunakan. Bagian tanaman obat, yang disebut Simplisia yang telah diawetkan, dapat disimpan untuk jangka waktu tertentu, asal saja cara pengawetannya memenuhi syarat. Cara pengawetan yang baik :
- Mencuci bagian tanaman terlebih dahulu, sehingga tidak lagi mengandung tanah, debu atau kotoran lain yang melekat pada bagian tanaman.
- Bagian tanaman yang berupa buah, biji atau seluruh tanaman (umumnya tanaman Kecil) dikeringkan denngan cara menjemurnya pada terik matahari.
Diusahakan agar tempat menjemur tidak langsung bersentuhan dengan tanah atau lantai dan terbuat dari anyama bamboo. Penjemur dilakukan sampai bagian tanaman benar-benar kering. Bagian tanaman yang berupa kulit, batang, rimpang atau akar dipotong-potong, baru kemudian dicuci dan dikeringkan. Sesudah kering, maka bagian tanaman harus disimpan dalam kaleng atau tempat lain yang dapat ditutup rapat, untuk menjaga agar bagian tanaman yang sudah kering tidak menyerap air.
Bagian tanaman yang masih mengandung air lebih dari 10% akan berjamur. Bagian tanaman yang berjamur tidak dapat digunakan lagi, karena bila termakan dapat menimbulkan penyakit, antara lain penyakit hati.
Bagi mereka yang sedang bermaksud untuk menggunakan TOGA sebagai sarana untuk berwiraswasta, maka yang bersangkutan perlu mengetahui peraturan pemerintah yang ada. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menghubungi Kantor Departemen Kesehatan di Ibu Kota Kabupaten, untuk memperoleh keterangan yang diperlukan.
0 komentar:
Posting Komentar
Harap Tinggalkan Komentar Untuk Membantu Kami Mengembangkan Blog Ini....