PEMAHAMAN DASAR TENTANG ULAR
Dari 110 jens ular yang dapat ditemukan di Jawa, hanya 30 jenis yang berbisa mematikan. 18 jenis merupakan ular laut dan 12 jenis sisanya merupakan ular darat. Jadi kemungkinan bertemu dengan ular darat yang berbisa mematikan adalah sebesar 13% (Satrio, 1996).
Bagi anggota pramuka yang seringkali melakukan kegiatan kepramukaan diluar ruangan seperti kemah dan lintas alam, akan sangat penting untuk sedikit memahami mengenai masalah gigitan ular. Hal ini karena di alam terbuka siapa saja rawan terhadap gigitan ular. Yang harus dimiliki oleh setiap anggota pramuka adalah pemahaman tentang ular, Pertolongan pertama pada gigitan ular, sampai pada upaya kegawatdaruratan terhadap orang terkena gigitan ular.
Bagi anggota pramuka yang seringkali melakukan kegiatan kepramukaan diluar ruangan seperti kemah dan lintas alam, akan sangat penting untuk sedikit memahami mengenai masalah gigitan ular. Hal ini karena di alam terbuka siapa saja rawan terhadap gigitan ular. Yang harus dimiliki oleh setiap anggota pramuka adalah pemahaman tentang ular, Pertolongan pertama pada gigitan ular, sampai pada upaya kegawatdaruratan terhadap orang terkena gigitan ular.
Ular biasa tinggal di daerah yang sama dengan warna kulitnya, terkecuali ular yang hidup di air. Tempat tinggal ular selalu berpindah-pindah tergantung dari jenis makanan yang mudah diperoleh dan tidak diganggu oleh musuhnya. Setiap jenis ular mempunyai tempat tinggal yang berbeda-beda tergantung dari factor di atas. Namun pada umumnya ular selalu tinggal di daerah yang lembab, dan semak-semak yang dekat dengan air yang tenang.
Ular termasuk hewan yang dilindungi. Meski demkikian kita tetap harus mewaspadai gigitannya. Pada dasarnya ular-ular tersebut tidak menjadikan manusia sebagai terget gigitannya. Ular akan menggigit apabila merasa diganggu. Ada juga jenis ular yang tidak akan menggigit bila kita pegang, yaitu jenis ular yang berbisa selain kobra. Sebagai anggota pramuka sangat perlu mengenal jenis-jenis ular sehingga akan mudah mengatasi gangguan-gangguan dari ular. Tapi kita harus menganggap bahwa semua ular berbisa, dengan tujuan agar kita tetap waspada dan berhati-hati bila bertemu dengan ular.
Di seluruh dunia dikenal lebih dari 2000 spesies ular, namun yg berbisa hanya sekitar 250 spesies. Berdasarkan morfologi gigi taringnya, ular dapat diklasifikasikan ke dalam 4 famili utama,yaitu :
PERTOLONGAN PERTAMA PADA GIGITAN ULAR
Hal yang harus diperhatikan apabila tergigit ular, jangan melakukan tindakan penanganan yang berlebihan. Hal ini karena terkadang bisa ular tersebut tidak membawa kematian, tetapi karena pertolongan pertama yang salah korban tersebut bisa meninggal karena infeksi berat. Demikian pula, jika penanganan efek gigitan ular berbisa tinggi dilakukan dengan lambat dan salah, maka dapat menyebabkan dampak yang fatal bagi korban.
Penting untuk diketahui bahwa efek gigitan racun ular ke tubuh manusia selain ditentukan oleh kadar bisa/racun itu sendiri juga dipengaruhi dari daya tahan tubuh manusia yang digigit. Karena itu upaya awal yang perlu dilakukan adalah :
Di seluruh dunia dikenal lebih dari 2000 spesies ular, namun yg berbisa hanya sekitar 250 spesies. Berdasarkan morfologi gigi taringnya, ular dapat diklasifikasikan ke dalam 4 famili utama,yaitu :
- Famili Elapidae : ular weling,ular welang,ular sendok,ular anang dan ular cabai
- Famili Crotalidae/Viperidae : ular tanah,ular hijau dan ular bandotan puspo
- Famili Hydrophidae : ular laut
- Famili Colubridae : ular pohon
- Aglypha Kelompok ular yang tidak mempunyai gigi bisa dan kelenjar bisa, gigi padat, mencakup familia Thyphlopydae, Aniliidae, Xenopeltidae, Achrocordidae, Boidae.
- Ophisthoglypha Kelompok ular yang memiliki gigi bisa beralur, gigi bisa terletak pada bagian belakang rahang atas, sifat bisa lemah dan tidak mematikan. Terdapat pada sebagian famili Colubridae.
- Proteroglypha Kelompok ular yang mempunyai taring bisa di rahang atas bagian depan, taring bisa pendek kaku dan beralur. Bisa (venom) bersifat neurotoksin terdapat pada familia Hidropiidae (semua ular laut) dan familia Elapidae (kobra, king kobra, welang, weling, ular cabai)
- Solenoglypha Kelompok ular yang mempunyai taring bisa yang panjang di rahang atas bagian depan dan dapat dilipat kebelakang sejajar dengan rahang apabila tidak digunakan.Venom bersifat Hemotoksin. Terdapat pada familia Viperidae dan Crotalidae /pit viper (Bandotan puspo, Bandotan bedor, Tunobamban, bndotan kayu).
Snake Bite atau gigitan ular merupakan sesuatu yang sangat perlu diwaspadai. Hal ini dikarenakan hampir sebagian besar ular memiliki bisa yang yang sangat berbahaya. Bisa tersebut merupakan kandungan protein yang keluar pada taring ular. Bisa ular yang berbahaya bagi kesehatan secara umum dibagi menjadi 4 golongan yaitu :
- Sitotoksin (merusak jaringan lokal di tempat gigitan),
- Hemotoksin (menyebabkan perdarahan dalam), yaitu jenis racun yang menyerang sistem sirkulasi darah dalam tubuh, terdapat pula enzim pemecah protein (proteolytic). Akibatnya sel-sel darah akan rusak dan penggumpalan darah akan terjadi. Reaksi racun sangat cepat seiring dengan pembengkakan di daerah sekitar luka gigitan, beberapa menit saja korban akan merasakan sakit yang dan terasa panas yang luar biasa. Hal ini tidak seperti jenis racun neurotoksin yang tidak terasa sakit sama sekali. Contoh jenis ular yang memiliki racun hemotoksin adalah jenis crotalidae dan viperidae. Ular hijau,ular tanah dan golongan Viperidae memiliki racun hematotoksik yg menyebabkan perdarahan spontan dan kerusakan dinding pembuluh darah.Ular welang,ular sendok,ular kobra,ular laut juga memiliki racun hematotoksik.
- Neurotoksin (mempengaruhi sistem saraf), yaitu jenis racun yang menyerang sistem saraf. Racun jenis ini melumpuhkan sistem pernafasan dan merusak otak korbannya yang menyebabkan kematian. Jenis racun ini tidak menimbulkan rasa sakit pada gigitannya sehingga seringkali korban tidak mengetahui bahwa telah tergigit. Pengaruh Neurotoxin adalah menimbulkan rasa kecapean, ngantuk, tertidur untuk tidak terbangun lagi. Contoh jenis ular yang memiliki racun neurotoksin adalah jenis elapidae seperti ular Welang dan ular Weling. Namun khusus jenis ular Kobra selain memiliki racun neurotoksin juga memikiki racun hemotoksin.
- Kardiotoksin (menyerang jantung). Merusak fungsi jantung, sehingga jantung tidak dapat menyebarkan O2 yang penting bagi metabolisme sel.
Neurotoksin | Hemotoksin | |
Gejala Ringan | Pening, muntah, 1-2 jam luka patukan akan membengkak pada welang dan weling tidak terasa sakit. | Pusing, mual, muntah, kadang-kadang diare, bkas patukan terasa panas dan sakit, pembengkakan terjadi selama 30menit-1jam. |
Gejala Berat | Timbul rasa kantuk yang hebat, demam, menurunnya kesadaran, nafas terengah-engah, sulit menggerakkan anggota badan, sult menelan, anak mta membesar, keloak mata tertutup | Luka patukan menjadi tambah besar, timbul rasa haus yang hebat, timbul pendarahan pada gusi luka patukan, jika mengeluaarkan ludah terdapat bercak-bercak darah yang menggumpal. |
PERTOLONGAN PERTAMA PADA GIGITAN ULAR
Hal yang harus diperhatikan apabila tergigit ular, jangan melakukan tindakan penanganan yang berlebihan. Hal ini karena terkadang bisa ular tersebut tidak membawa kematian, tetapi karena pertolongan pertama yang salah korban tersebut bisa meninggal karena infeksi berat. Demikian pula, jika penanganan efek gigitan ular berbisa tinggi dilakukan dengan lambat dan salah, maka dapat menyebabkan dampak yang fatal bagi korban.
Penting untuk diketahui bahwa efek gigitan racun ular ke tubuh manusia selain ditentukan oleh kadar bisa/racun itu sendiri juga dipengaruhi dari daya tahan tubuh manusia yang digigit. Karena itu upaya awal yang perlu dilakukan adalah :
- Tenangkan korban dan amankan posisi agar penolong dan korban tidak terancam bahaya lainnya.
- Cuci bagian yg tergigit dengan air mengalir Cuci bekas gigitan. untuk menghindari infeksi. Karena terkadang infeksi yang ditimbulkan lebih berbahaya daripada efek bisa itu sendiri. Cuci mata jika terkena semuburan bisa. Beberapa spesies ular kobra yang hidup di Asia dan Afrika mampu menyemburkan bisa mematikan tanpa harus menggigit korbannya. Jika semburan ini mengenai mata atau lapisan mukosa tipis lainnya, segera cuci dengan air bersih.
- Yang paling penting kita harus tau ciri" ular yang menggigit korban. sebab bisa fatal apabila salah pemberian antibisa.
- Bila diketahui ular tersebut berbisa, beri parutan jahe + garam pada luka tersebut. Lalu balut luka tersebut dengan kain yang rapat
- Segara bawa ke dokter atau puskemas terdekat. Serum antibisa ular bisa didapatkan di Puskesmas atau tempat praktik dokter terdekat. Jika dalam perjalanan korban muntah-muntah, tempatkan dalam posisi duduk atau berbaring untuk memastikan muntahannya tidak menyumbat saluran napas. Meski sebagian besar racun ular beraksi lambat, sebaiknya jangan ditunda karena beberapa orang punya alergi racun ular yang membuatnya makin rentan terhadap kemungkinan terburuk. Gejala keracunan akan tampak dalam selang waktu sekitar 2 jam setelah terpatuk. Korban sebaiknya dibawa ke Rumah Sakit tidak lebih dari 8 jam.
- Jangan panik!!! Karena kepanikan korban justru bisa mempercepat peredaran bisa.
- Amankan posisi. Penolong dan korban juga harus diamankan terutama dari bahaya lain seperti gigitan ular itu “lagi”, lokasi yang curam, dll. Jika diri sendiri yang tergigit, ambil posisi yang aman, jauhi ular.
- Immobilisasi pasien dan lakukan pembalutan elastis di atas luka gigitan untuk menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung. Balut luka dengan kain. Ikat bagian tubuh di atas luka dengan kain atau tali, tetapi jangan terlalu kuat. Ikatan yang terlalu kuat dapat menyebabkan aliran darah terhambat dan akibatnya dapat menyebabakan nekrosis (kematian) jaringan. Longgarkan ikatan tiap 10-15 menit untuk menjaga sirkulasi darah. Namun untuk gigitan ular derik tidak perlu diikat seperti itu karena racun atau bisanya sangat kuat, risiko kerusakan jaringan pada lokasi gigitan justru akan meningkat ketika diikat.
- Tenangkan korban, jangan banyak melakukan gerakan.
- Kenali ular yang menggigit. Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi, dan yang utama :
- jika luka gigitan terdapat 2 titik yang nyata, berarti berbisa tinggi
- jika luka gigitan berbentuk huruf U dengan jumlah koyak berarti tidak berbisa
Untuk penanganan ular berbisa menengah:
- Lepaskan pembalut
- Cuci luka dengan pembersiih luka yang ada (revanol)
- Beri antiseptik
- Jika perlu tutup luka dengan kasa atau biarkan tetap terbuka
- Usahakan korban beristirahat sebentar
- Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
- Beri vitamin tambahan
Penanganan gigitan ular tidak berbisa
Bila tergigit ular jenis raksasa seperti ular phyton yang mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
- Lepaskan pembalut
- posisikan bagian luka di batas dari posisi jantung untuk mencegah pendarahan
- hentikan pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan perdarahan terbuka atau dapat pula denga teknik torniquet
- istirahatkan dan tenangkan korban
- upayakan untuk evakuasi ke RS dengan tetap memperhatikan perdarahan agar tidak terbuka lagi
- berikan makanan atau minuman yang berkalori dan berprotein tinggi
- beri vitamin tambahan
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
- posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
- ikat diatas luka hingga berkerut, setiap 10 menit kendurkan 1 menit
- buat luka baru dengan kedalaman sekitar 1 cm dengan pisau,cutter ( streil atau tidak tergantung situasi) irisan luka baru jangan horizontal tapi vertikal.
- keluarkan darah sebanyak mungkin,dengan cara mengurut ke arah luka baru
- proses itu dilakukan berulang hingga darah berwarna merah kehitaman dan berbuiah keluar semua dan bverganti dengan darah dengan darah berwarana merah segar
- evakuasi korban
- Wasapadai daerah yang dicurigai sebagai tempat tinggal ular seperti tempat yang lembab, dan semak-semak yang dekat dengan air yang tenang.
- Bila bertemu ular usahakan tenang dan jangan banyak bergerak yang dapat menggetarkan tanah di sekitarnya, atau cabang kayu bila kita memanjat pohon.
- Ular sangat peka dengan bau minyak tanah atau bensin (usahakan daerah perkemahan diberi bebauan tersebut).
- Ular sangat takut dengan binatang yang berkuku tajam (kucing, musang).
- Selalu membawa jahe bila sewaktu-waktu melakukan tindakan pertolongan pertama.
- Bila berjalan di malam hari, usahakan membawa lentera atau penerangan lainnya, terutama pada bulan purnama karena pada waktu itu ular biasanya keluar untuk mencari jodoh.
- http://bakti-husada.blogspot.com/2012/05/pertolongan-pertama-gigitan-ular.html
- http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/10/kandungan-kimia-pada-racun-ular.html
- http://www.satwaunik.com/informasi-umum/tips-p3k-karena-gigitan-ular-berbisa/
- http://www.tnol.co.id/id/community/tips-n-tricks/9293-ciri-gigitan-ular-berbisa-dan-penanganannya.html
- http://richmountain.wordpress.com/fauna/ular-welang/
- http://sites.google.com/site/mediadakwahelektronik/features
- http://sispalaoasissmk.blogspot.com/2011/08/dunia-ular.html
- http://mertanus.wordpress.com/2011/09/20/ular-takut-garam-gak-sih/
- http://www.facebook.com/note.php?note_id=120757581296586
- http://blokdokterramzispb.blogspot.com/2012/02/langkah-langkah-menangani-orang-digigit.html
0 komentar:
Posting Komentar
Harap Tinggalkan Komentar Untuk Membantu Kami Mengembangkan Blog Ini....